Bukti Kasih Sayang Allah Kepada Hambanya

SMA MUHAMMADIYAH PIYUNGAN

Anak Merokok Siapa Yang Salah?

Anak merokok siapa yang salah?
Anak merokok siapa yang salah?

Anak merokok siapa yang salah? pertanyaan besar antara kedua orang tua dan anak. Banyak orang tua tidak ingin memiliki anak yang merokok. Disisi lain, si anak ingin kegiatan merokok menjadi passion yang harus orang tua mengerti.

Kedua belah pihak memiliki pendapat sendiri-sendiri untuk mempertahankan pendirian masing-masing. Yang dapat menyebabkan hubungan mereka menjadi kurang harmonis. Tidak jarang, sampai pada tahap yang melampaui batas. Seperti debat kusir yang berakhir pada tindakan fisik orang tua ke anak.

Kondisi tersebut apabila tidak menemui titik terang tentu sangat memprihatinkan. Kita perlu mencari jalan tengah dari permasalahan tersebut. Lalu sebenarnya, anak merokok siapa yang salah?. Untuk menjawab pertanyaan itu, lebih baik kedua belah pihak mencari tau informasi tentang rokok.

Hal itu bertujuan agar anak menjadi tau oleh dirinya sendiri, dampak negatif yang timbul dari rokok, baik jangka panjang, jangka pendek maupun ke orang lain disekitarnya. Orang tua juga perlu mencari tau, agar paham komunikasi yang baik untuk menasihati anak, tanpa menyinggung atau menyakiti anak, memberi edukasi sesuai dengan karakter anak, dan membimbing anak agar berhenti merokok dengan sabar.

Baca juga Dampak personal hygiene

Faktor-Faktor Penyebab Anak Merokok

Menurut data yang diambil oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada tahun 2014, sebanyak 18,3% pelajar Indonesia menjadi perokok dan menjadi kebiasaan bagi mereka. Survei dilakukan pada pelajar SMP yang berusia 13 sampai 15 tahun. 33,9% merupakan perokok laki-laki dan 2,5% perokok perempuan.

Merokok dalam sudut pandang manapun sangat merugikan. Rokok memicu penyakit serius dalam tubuh. Secara ekonomi boros. Dan masih banyak lagi dampak buruk akibat merokok.

  1. Orang Tua Merokok

Orang tua menjadi tauladan pertama setiap anak di dunia ini. Termasuk kebiasaan orang tua yang merokok tidak akan terlepas dari fokus anak untuk mencontoh. Menurut penelitian dalam Journal of Adolescent Health, anak menjadi dua kali lipat lebih besar memiliki kemungkinan untuk merokok pada usia 13 tahun.

Dalam American Journal of Public Health juga menyebutkan, hampir 40% remaja menjadi perokok pada usia rata-rata 13 tahun. Remaja-remaja tersebut memiliki latar belakang orang tua perokok.

Remaja cenderung akan merokok di usia dini jika orang tua merokok. Kebiasaan orang tua menyuruh anak untuk membelikan rokok atau menyalakan rokok akan terekam jelas dalam ingatan mereka. Lama kelamaan menimbulkan keinginan mencoba pada usia anak yang belum matang. Karena anak memiliki emosi yang masih labil itulah anak menjadi asal mengikuti, tidak peduli dengan dampak buruk yang akan didapatkan setelah menjadi perokok.

Usia remaja adalah usia emas anak. Pada usia tersebut anak berproses untuk menemukan jati diri. Maka perlu menjadi perhatian orang tua yang memiliki anak remaja. Apabila usia tersebut didominasi kebiasaan buruk pada anak. Kebiasaan-kebiasaan tersebut akan terbawa dan membekas, sulit dihilangkan sampai mereka dewasa. Oleh sebab itu, orang tua juga perlu sadar diri. Kemudian mau melakukan evaluasi, Sudahkah menjadi contoh yang baik untuk anak?.

 

Cara Memberitahu Orang Tua Kalau Kita Merokok

Budaya merokok sudah marak di lingkungan kita. mulai dari remaja sampai orang dewasa banyak yang merokok. Bahkan, mereka yang tidak merokok seperti menjadi kaum yang minoritas dan tidak jarang mendapat judge bukan bagian dari kelompok.

Namun, yang patut menjadi perhatian adalah anak yang merokok pada usia dini. Kita sangat menyayangkan fenomena itu. Kita perlu mengkaji lebih dalam tentang merebaknya budaya merokok tersebut, kemudian mencari solusi dari inti permasalahan.

Anak-anak tetap memiliki rasa takut dengan orang tua. Mau tidak mau orang tua adalah orang yang paling dekat dengan kehidupan anak. Ketika anak menjadi perokok, ia akan sulit terlepas dari kebiasaan tersebut. Kemudian memikirkan berbagai cara agar orang tua memperbolekan mereka merokok.

  1. Lingkungan Perokok

Dian Komasari dan Avin Fadilla Helmi dalam penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja menyatakan bahwa salah satu indikator seseorang merokok adalah kepuasan Psykologis. Variabel kepuasan psikologis berhubungan erat dengan lingkungan dan orang tua. Hubungan itu menyumbang sebanyak 38,4% , menjadi pemicu utama remaja menjadi perokok.

Oleh karena itu, pemilihan lingkungan pergaulan kita menjadi penting untuk dilaksanakan. Hal itiu akan membuat kita menjadi lebih terlindungi dari bahaya rokok, lebih jauh kita dapat terhindar dari pergaulan bebas.

  1. Tuntutan Gaya Hidup

Anggapan bahwa merokok merupakan sesuatu yang keren di kalangan anak muda adalah anggapan yang salah. Sesuatu yang membahayakan tubuh, terlebih melibatkan orang lain adalah keegoisan semata. Apalagi menganggap sebagai suatu kebutuhan gaya hidup.

Cara Terhindar Dari Pengaruh Rokok

Hindari berkumpul dengan teman-teman yang sedang merokok.

Kita masih tetap bisa berteman pada saat mereka tidak merokok, tetapi sebisa mungkin ketika teman itu menjadi toxic friendship tidak ada alasan untuk tidak meninggalkan mereka.

Ubah mindset!

Cara Terhindar Dari Pengaruh Rokok
Cara Terhindar Dari Pengaruh Rokok

Rokok bukan hal yang keren, bukan satu-satunya sarana pergaulan. Masih banyak sarana pergaulan yang lebih bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang kita miliki untuk berkembang.

Lakukan hal-hal positif,

Cara Terhindar Dari Pengaruh Rokok
Cara Terhindar Dari Pengaruh Rokok

seperti : olahraga, membaca atau hobi lain yang menyehatkan.

Ingat masa tua, dan rokok akan menyengsarakan hari tua.

Anak merokok siapa yang salah?
Anak merokok siapa yang salah?

Masa tua adalah masa yang pasti kita lalui. Sehingga kita harus mempersiapkan segala sesuatu untuk investasi hari tua agar tidak menyesal.

Hindari sesuatu yang berkaitan dengan rokok

sponsor, iklan, poster, dan yang paling penting hindari rokok gratis. rokok gratis adalah awal pemicu perokok aktif.

Percaya diri

katakan “Say no to smoke”

Perbanyak mencari informasi tentang bahaya merokok.

infromasi tentang rokok berguna sebagai perlindungan awal kita untuk mencegah kita menggunakan rokok. Selain itu, saat kita memperbanyak wawasan tentang bahaya rokok, kita bisa memberi edukasi tentang bahaya merokok. Semakin banyak informasi yang kita dapatkan, semakin kita bijaksana dalam menanggapi isu-isu tentang rokok.

Informasi mengenai pendaftaran siswa baru SMA MBS Muh Piyungan klik disini.