Cara mengatasi anak ketahuan merokok membutuhkan pendekatan lebih dari orang tua. Selain itu, fenomena Baby Smoker layak mendapat perhatian dari banyak pihak. Pasalnya, fenomena Baby Smoker sudah eksis di masyarakat. Bahkan, hangat menjadi perbincangan banyak media. Hal itu menunjukan kebiasaan yang lumrah secara pribadi lama kelamaan akan menjadi lumrah secara umum.
Lebih tragis lagi, dalam pemberitaan yang disampaikan oleh media TCSC menyebutkan bahwa Indonesia juga mendapat julukan Baby Smoker. Jumlah perokok aktif dari usia remaja terus meningkat sejak tahun 2008 hingga sekarang. Pernyataan itu disampaikan sendiri oleh KOMNAS Perlindungan Anak Indonesia.
Baca juga informasi tentang Peran santri di era millennial.
Apa itu Baby Smoker?
Baby Smoker merupakan istilah yang kita gunakan untuk menyebut perokok aktif yang masih berumur remaja. Lingkup dari Baby Smoker tidak hanya sebatas anak usia dini saja. Perokok aktif dari orang dewasa yang bisa memicu timbulnya calon perokok aktif masuk dalam klasifikasi Baby Smoker.
Di Indonesia sendiri, kita kerap kali menemukan kasus anak balita merokok aktif. Tidak tanggung-tanggung dalam kasus itu kita dapati usia balita itu ialah 2 tahun 7 bulan.
Realitas mencengangkan itu perlu mendapat evaluasi dari banyak pihak. Setiap elemen dalam masyarakat perlu kita perhatikan. Apakah lingkungan sekitar menjadi sebab utama anak usia dini merokok, ataukah latar belakang munculnya perokok aktif pada anak berasal dari keluarga kita sendiri.
Penyebab Baby Smoker
Kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi remaja menjadi perokok aktif. hal itu kita lakukan tujuannya untuk mencari treatment yang sesuai dalam mengupayakan pencegahan baby smoker.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya baby smoker:
Rasa Penasaran Anak Yang Tinggi
Pada masa pertumbuhannya, anak akan menjumpai fase rasa ingin tahu yang tinggi. Dalam fase itu, sudah menjadi fitrahnya anak akan mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang lingkungan sosial sekitar. Selama proses itu berjalan, anak cenderung akan meniru perilaku dan sikap dari orang-orang sekitar.
Kepribadian
Manusia adalah mahluk yang lahir dalam keadaan belum sempurna. Selama manusia hidup, ia akan mengalami perubahan yang bertahap. Kita akan menemukan proses membentuk dan mengembangkan kepribadian yang anak lakukan. tahapan tersebut jika tidak mendapat bimbingan dari orang tua, anak akan mengalami gangguan kepribadian atau kepriadian anak melenceng yang luput dari pengawasan orang tua.
Dokrin Media
Perusahaan rokok melakukan iklan dan promosi besar-besaran tentang rokok. Perusahaan itu mengemas iklan dan promosi rokok dengan sangat apik, dengan meciptakan mindset merokok itu keren. Lama kelamaan pemikiran itu mengendap dan menumpuk menjadi gaya hidup yang sulit perokok aktif tinggalkan.
Oleh sebab itu, kita cenderung sulit menumbuhkan kesadaran untuk menghentikan perokok aktif.
Lingkungan Tidak Kondusif
Para perokok aktif yang sulit berhenti menciptakan dimensi baru dalam masyarakat. Para pecinta rokok seakan-akan sengaja mendeklarasikan merokok itu keren, jadilah bagian dari komunitas kami, pecinta rokok.
Sebenarnya anak merokok siapa yang salah?
Ciri-Ciri Anak Merokok
Didalam rokok terdapat zat-zat yang menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan terhadap rokok akan mempengaruhi psikis dari perokok. Misalnya, perokok akan menuntut rokok dari orang lain apabila ia tidak mampu membeli rokok. Hal itu kemudian menjadi pengaruh para pecandu berat rokok memiliki temperamental mudah marah.
Kita semua tahu, masa depan bangsa berada di tangan para pemuda. Jika pemuda bangsa sudah rusak sejak dini, mau dibawa kemana bangsa ini?
Oleh sebab itu, seluruh komponen dalam masyarakat harus memainkan peran strategis dalam menjaga generasi bangsa. Guru-guru sekolah segera eksekusi apabila menjumpai siswa yang merokok, kita saling bahu membahu menguatkan aturan “No Smoking” di sarana prasarana umum. Tidak ketinggalan kita juga perlu meningkatkan peran dan fungsi orang tua dalam keluarga. Dimana keluarga adalah dasar dari masyarakat itu sendiri.
Cara Mengatasi Anak Ketahuan Merokok
Untuk menjalankan fungsi pengawasan kepada anak, kita perlu mengetahui beberapa hal di bawah ini:
Perhatikan Pergaulan Anak!
Usahakan lingkungan pergaulan yang bagus untuk anak. Seperti dengan menerapkan jam-jam khusus main diluar. Selain itu, orang tua harus peka dengan perubahan anak setelah ia berada dalam suatu lingkungan tertentu. Sehingga ketika perubahan tersebut mengarah pada hal yang negatif dapat kita skip secepat mungkin.
Edukasi Bahaya Rokok
Diskusikan bersama anak tentang bahaya rokok, sehingga ketika anak berada di lingkungan yang tidak bisa kita jangkau pengawasannya, anak dapat memfilter sesuatu yang memang harus mereka tinggalkan. Harapannya anak tidak hanya sekadar ikut-ikutan.
Cari Tahu Alasan Anak Merokok
Kita perlu mengetahui alasan anak merokok agar kita bisa memposisikan diri yang sesuai dengan kebutuhan anak. Tindakan itu merupakan suatu kehati-hatian dalam menasihati anak. Jika tiba-tiba orang tua mengatakan “tidak” tanpa tau landasan, maka kemungkinan besar anak tidak akan menghiraukan nasihat orang tua.
Bimbing Anak Dengan Lembut
Anak-anak menyukai orang yang berbicara lembut. Orang dewasa pun juga menyukai jika lawan bicaranya penuh kelembutan. Lembut dalam lisan memberikan ketenangan bagi yang mendengar.
Beri Batasan Yang Jelas
Anak-anak sebenarnya bingung dengan kondisi lingkungan sekitar. Utarakan batasan yang konkrit memudahkan anak dalam memahami dan mengambil keputusan yang tepat.
Ikutsertakan Di Pesantren
Jika anak bersedia di pesantren, otomatis anak akan memiliki waktu yang produktif untuk mengembangkan potensi-potensi dalam diri anak.
Pada dasarnya, kita hanya bisa berusaha menumbuhkan keinginan anak untuk berhenti merokok. Kita bisa konsisten memberikan motivasi yang mampu membuat anak sadar akan bahaya rokok. Kita tumbuhkan kesadaran itu dengan mengikutseratakan anak dalam mengkaji setiap permasalahan yang ia hadapi.
Disisi lain, Kita juga harus bahu membahu dalam menekan pertumbuhan perokok aktif. kita bisa mulai dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat sekitar untuk tau, dan mau secara sadar untuk memberi perhatian lebih tentang rokok.
Sinergitas setiap elemen masyarakat lebih efektif dan efisien dalam menanggulangi fenomena baby smoker itu sendiri.
Pondok pesantren yang cocok buat kamu dapat klik disini.