Bukti Kasih Sayang Allah Kepada Hambanya

SMA MUHAMMADIYAH PIYUNGAN

RESEP IBN KHALDUN DALAM PENGAJARAN ILMU

Bernama lengkap Waliudin Abdurrahmah bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Khaldun Al Hadrami. Ia ulama dan cendekiawan Muslim yang memberikan perhatian dalam bidang pendidikan, terutama terkait cara yang benar dalam mengajarkan ilmu pengetahuan dan metode penerapannya.

Pertama, mendiktekan atau menyampaikan ilmu pengetahuan kepada para penuntut ilmu sangat bermanfaat jika dilakukan secara bertahap, berangsur angsur, dan sedikit demi sedikit, dengan memulai mengajarkan masalah masalah mendasar dalam setiap bab dari ilmu pengetahuan. Dari pokok-pokok pembahasan mendekatkan pemahaman, dan Khaldun memberikan pijakan penting generasi umat Islam menjadi generasi yang ulul albab dan gemar berfikir global. Semua itu, menurutnya diulang sebanyak tiga kali, untuk memastikan pelajar benar-benar telah memahaminya dengan utuh.

Kedua, seorang pengajar hendaknya memahami perihal kesiapan pelajar dalam menerima suatu penjelasan ilmu pengetahuan.

“Seorang pengajar tidak seharusnya memberikan tambahan pemahaman pada buku yang ditekuninya berdasarkan kemampuannya sendiri dan kemampuan belajarnya, baik bagi pemula maupun bagi yang sudah senior,” tulis Ibn Khaldun menerangkan.

Seorang pengajar juga tidak boleh mencampuradukkan masalah yang satu dengan yang lain hingga pelajar memahaminya mulai dari awal hingga akhir, mengapa tujuan-tujuannya, dan menguasai nalurinya Jika sudah dikuasai barulah diberikan permasalahan yang lain. Sebab apabila seorang pelajar telah memperoleh naluri dalam suatu bidang ilm pengetahuan, maka ia akan siap menerima sisa pengajaran yang ada. Dengan begitu ia akan tekun dan giat untuk menambah pemahamannya hingga mendalam dan menguasai tujuan inti ilmu tersebut.”

PEMIKIRAN MANUSIA

Menurut Ibn Khaldun, pemikiran manusia merupakan karakter spesial yang dititipkan oleh Allah Ta’ala kepadanya, sebagaimana Dia menciptakan semua makhluk. Pemikiran manusia merupakan gerakan emosional jiwa di bagian tengah otak yang terkadang berfungsi sebagai pijakan dasar bagi semua aktivitasnya dengan penuh keteraturan dan sistematik. Kadang pula berfungsi sebagai pijakan dasar ilmu pengetahuan untuk mengetahui segala sesuatu yang belum diketahuinya.

Ibn Khaldun juga berwasiat secara khusus mengenai bagaimana menyingkap tabir-tabir penutup menuju pemikiran yang seharusnya dimiliki oleh setiap pelajar

“Wahai pelajar, hendaklah Anda dapat melampaui tabir-tabir penutup ini menuju pemikiran Anda sehingga Anda dapat mencapai tujuan Anda,” tulisnya.

Pertama-tama yang harus dilakukan adalah memahami bentuk tulisan yang menunjukkan kata-kata yang dapat diucapkan. Ini merupakan langkah yang paling ringan

Selanjutnya memahami kata kata yang terucap. yang menunjukkan pengertian-pengertian yang dimaksudkan. Lalu, harus memahami aturan-aturan dalam urutan-urutan pengertian kata untuk mengambil kesimpulan dari premis-premis yang sudah populer dalam ilmu logika.

Setelah itu, pengertian tersebut dimurnikan atau diabstraksikan dalam pemikiran dan menghadapkannya pada rahmat Allah dan anugerahnya:

Ibn Khaldun menegaskan bahwa tidak semua orang dapat melewati fase tersebut dengan cepat dan dapat menguasal tabir tabir penutup ini dalam dunia pengajaran dengan mudah,

Dengan demikian, Ibn Khaldun telah memberikan pijakan penting bagaimana generasi umat Islam menjadi generasi yang ulul albab, di mana kajian keilmuan mengantarkan mereka menjadi manusia manusia yang gemar berpikir untuk senantiasa mengingat Allah dalam segala situasi dan kondisi.

Generasi umat yang ulul albab bisa diwujudkan, dengan melatih pemuda untuk berpikir kritis. Hal ini bisa dilakukan jika anak muda bersekolah di Muhammadiyah Boarding School Piyungan. Disini anak diberikan kebebasan berpikir secara kritis dan bijaksana

Sumber: Majalah Mulia/Imam Nawawi/April 2017