Bukti Kasih Sayang Allah Kepada Hambanya

SMA MUHAMMADIYAH PIYUNGAN

BEGINI PARENTING YANG BENAR

MELINDUNGI FITRAH ANAK

Allah membekali setiap anak yang lahir dengan fitrah untuk tidak menyekutukan Allah dan menjadi seorang Muslim.

Bukan itu saja. Allah juga menyediakan semua perangkat keras dan lunak untuk memastikan selamatnya anak kita dari api neraka dengan tuntunan al Quran dan as Sunnah, dengan mekanisme perlindungan melalui shalat dan ibadah lainnya.

Bila kursus parenting yang hendak kita pilih itu membantu kita mendidik anak menjadi hamba Allah yang ikhlas maka mari kita pilih kursus itu. Hindari kursus parenting yang mengajarkan anak misalnya, menjadi pade sehingga berani ikut dalam berbagai lomba modeling atau talent scout  penyanyi. Jangan memilih kurus parenting yang menjadi anak begitu pede berani tampil dalam lomba lomba selfie tanpa jilbab.

MENJADIKAN ALLAH SEBAGAI SATU SATUNYA SUMBER KEKUATAN DAN PERTOLONGAN

Jangan dekati kursus atau nasihat parenting yang menjadikan orangtua sehagai “dewa” yang penuh kekuasaan dan kekuatan. Jauhi kursus yang menjadikan kita merasa bahwa nasib dan keberhasilan anak ada di tangan kita.

Sebaliknya, pilihlah nasihat dan kursus parenting yang menjadikan kita menyadari betapa sangat lemah dan bodohnya kita sebagai ayah dan ibu -kalau tidak dengan pertolongan dan kekuatan dari Allah Pilihlah nasihat dan kursus parenting yang mengingatkan kita bahwa si kecil tidak tumbuh besar, pandai berjalan, bicara, dan belajar, kalau bukan karena izin Allah.

Dengan demikian, kita harus selalu meminta dan berdoa kepada Allah agar memberikan sermua itu kepada anak kita.

Memang benar Rasulullah SAW bersabda, setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan berpulang kepada orangtuanya untuk menjadikannya hamba yang taat atau pembangkang kepada Allah Namun, Itu tidak sama dengan teori tabula rasa dari John Locke yang menjadikan orangtua sebagai satu satunya pemegang pena yang menulis di atas kertas putih, yaitu si anak.

Allah melengkapi seorang anak dengan potensi menjadi seorang penguasa dan pengendali bumiNya menjadi Khalifatullah fil ardh. Tugas orangtua adalah menjaga agar anak tumbuh sesuai dengan keinginan dan keridhaan Allah, seraya terus berdoa dan meminta kekuatan dan pertolongan hanya dari Allah.

AL QURAN SEBAGAI RUJUKAN UTAMA DAN RASULULLAH SEBAGAI TELADAN UTAMA

Tradisi pendidikan dalam Islam menjadikan al Quran, Asma’ul Husna, serta as Sunnah sebagai fondasi pengasuhan anak. Di masa Rasulullah SAW lalu di masa sahabat kemudian diikuti dengan masa tabi’in dan tabiat tabi’in seorang anak yang baru lahir disambut dengan tuntunan Mereka ditahnikan, diaqiqahkan, disusul, dibiasakan mendengarkan dan menghafalkan Asma’ul Husna diikuti dengan al Quran.

Bila ada pengajar kursus parenting tidak menjadikan al Quran dan an Sunnah sebagai rujukan utama materi kursusnya, maka untuk apa diikuti?

Misalnya, kalau seorang guru kursus tidak menganggap penting mendidik anak dalam hal makan, minum, belajar, bermain sesuai dengan tuntunan Rasulullah, maka apakah masih bisa kita jadikan panutan?

Ada pakar parenting yang menyuruh kita “terima anak apa adanya karena kita mencintai anak tanpa syarat, termasuk bila anak makan dengan tangan kiri karena kecenderungannya kidal atau bila anak laki- laki senang mencoba pakaian wanita. Begitulah tuntunan agama kita?

TIDAK MENGURANGI KUALITAS ANAK SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI

Tidak sedikit kursus parenting yang dibuat sangat sempit cakupannya, mungkin maksudnya baik, karena ingin orangtua memusatkan perhatian pada salah satu materi saja. Namun, yang kerap terjadi, focus itu lalu menjadi satu satunya tujuan kursus parenting

Contoh, kursus yang memfokuskan pada bagaimana agar sejak kecil anak pandai berbisnis sehingga menghasilkan banyak uang. Atau kursus yang menjadikan salah satu elemen dalam diri anak, misalnya, kemampuan matematika atau yang disebut tingkat kecerdasan alias hitungan 1Q – sebagai satu-satunya fokus pendidikan “Bagaimana Agar IQ Anak Melesat 20 Point?”

Padahal, Allah Yang Mahabijaksana menurunkan seorang anak ke muka bumi tanpa kesalahan sama sekali. Allah berikan kepadanya fitrah dan kemampuan untuk hidup di suatu alam yang sesuai dengan rencana-Nya.

Seorang anak yang Allah izinkan lahir di kawasan yang banyak hutan, akan Allah lengkapi dengan kemampuan adaptasi terhadap alamnya. Seorang anak yang Allah izinkan lahir di daerah pantai, akan Allah jadikan terampil dan cerdas membaca kehidupan di tepi pantai pula.

Semua jenis potensi dalam diri anak ada sesuai dengan rencana. terbaik Allah. Semua merupakan karunia Allah, sekaligus ujian bagi orangtua untuk memberi pendidikan terbaik

BERHATI-HATI MENGGUNAKAN BERBAGAI ALAT INTERAKSI ANTAR MANUSIA

Sebagai contoh Hipnosis. Sekarang ini banyak sekali kursus yang diberi nama hypno parenting. Orangtua dilatih untuk menghipnotis anak agar taat melakukan ini dan itu sesuai dengan keinginan orangtua.

Begitu mendengar kita “hipnotis”, kita langsung teringat dengan acara-acara televisi dimana seseorang dihilangkan keasarannya sehingga melakukan apa saja yang diperintahkan si penghipnotis, termasuk mengakui bahwa misalnya, dia berzina atau pernah mencuri. Apakah ini bisa diterima oleh Islam, sebuah jalan hidup sempurna yang menjadikan kesadaran dan berfungsinya akal sebagai suatu hal yang mulia dan dituntunkan oleh Allah?

Kita tahu, Allah mencabut kewajiban agama terhadap seseorang yang tak memiliki kesadaran sempurna, misalnya karena pingsan, koma, tidur atau sakit jiwa. Seorang yang pingsan atau sakit sehingga koma bahkan tak wajib shalat! Lalu mengapa kita ingin anak kita menurun kesadarannya sehingga menjadi seperti bebek yang menurut apa saja perintah kita?

Yang kita inginkan adalah seorang anak yang dengan kesadaran penuh mentaati Allah dan orangtuanya serta meninggalkan dosa dan maksiat. Yang kita inginkan bukan Zombie, tapi seorang anak yang karena takut kepada Allah lalu tidak mau menerima dan berpacaran, menonton film porno atau mencuri.

Kita semua orangtua yang penuh dengan keterbasan dan kebodohan. Kita mohonkan terus kepada Allah untuk selalu menolong kita saat melaksanakan perintah Nya, yaitu menyelamatkan diri kita dan keluarga kita dari api nerakah.

Dengan melindungi fitrah anak orang tua bisa memberikan alternative untuk memasukan anak ke Pondok Pesantren. Piyungan Muhammadiyah Boarding School bisa menjadi  pilihan. Karena di Piyungan Muhammadiyah Boarding School mengajarkan anak untuk kembali ke fitrah nya. Bisa membangun tingkat kepercayaan diri bagi anak.

Sumber: Majalah Mulia Berbagi Kemulian Hidup, April 2017