Bukti Kasih Sayang Allah Kepada Hambanya

SMA MUHAMMADIYAH PIYUNGAN

IBU SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN

Anak merupakan amanat Allah yang dititipkan kepada orang tua, Orang tua adalah pemimpin, yang pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas anak yang dititipkan kepadanya. Karena itu Islam telah menggariskan beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh kedua orang tua, Yakni :

  1. Menanamkan pengertian tentang halal dan haram sejak anak mulai remaja, yakni mulai bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. Membiasakan melakukan ibadah-ibadah se- suai dengan tingkat umurnya. Lebih khusus lagi melatih shalat. Dengan membiasakan diri melakukan ibadah sejak usia kecil diharapkan menjadi suatu kebiasaan yang menemani dan me nyertai dirinya dalam mengarungi liku-liku hidup dan kehidupan. Memotivasi dirinya untuk selalu melakukan kebajiken dan meninggalkan kejelekan, Menghayati dan mengamalkan wasiat Lukman Hakim kepada anaknya:

يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari per buatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Se sungguhnya yang demikian itu terma- suk hal-hal yang diwajibkan Allah”. ( QS. Luqman : 17).

  1. Membekali pengertian kepada anak terhadap batas-batas halal dan haram sejak kecil merupakan perkara sangat penting dalam methode pendidikan. Sebab apabila seorang anak sejak usia muda telah terbiasa melakukan perkara-perkara haram, sedang la tidak mengetahui kalau itu haram, maka akan sangat sulit bagi para pendidik untuk mencegah kerusakan dan kejelekan yang dilakukan. Apalagi mengajak untuk meninggalkan secara total, sungguh suatu pekerjaan yang tidak ringan dan membutuhkan pengorbanan yang banyak. Mengapa kita harus menempuh pekerjaan yang berat dan pengorbanan yang besar, sedangkan permasalahannya sekarang berada di depan kita?.
  2.  Kewajiban seorang ibu terhadap anak-anaknya ialah menanamkan sikap hormat dan menghormati kelestarian agama yang hak. Yakni agama yang me ngajak mereka menjunjung tinggi hak hak kemanusiaan dan pergaulan yang baik lagi harmonis antara sesama ummat manusia. Agama yang mengajak ummat manusia melakukan kebajikan, berjiwa besar dan memenuhi rongga hatinya dengan cinta kasih terhadap sesama.

Wahai kaum ibu, wajib atasmu mengetahui bahwa agama bukan saja mengucapkan kalimah syahadat, beribadah dan menegakkan syiar-syiarnya. Tetapi agama yang sebenarnya adalah kasih sayang yang bersumber dari jiwa kemanusiaan yang sangat dalam, yang terpancar dalam bentuk memuliakan orang lain dan bergaul dengan baik di tengah masyarakat.

Kasih sayang beragama tidak bangkit dan tumbuh dengan mengisolasi diri dari kehidupan masyarakat, tetapi berkembang dalam ke hidupan sesuai dengan perkembangan pribadi. Merupakan suatu kepastian, bahwa pengertian pengertian agama berjalan seiring dengan tabiat jiwa anak dan berkembang sesuai dengan perkembangan pikiran dan cakrawala pandang.

Berada dalam kemampuan kaum ibu untuk menanamkan jiwa dan pribadi besar bagi anak- anaknya. Dan kaum ibulah yang menjadi ikutan mereka dalam segala gerak langkah. Bukankah hubungan antara ibu dengan anak-anaknya didirikan atas dasar belas kasih dan cinta kasih?, Karena itu kaum ibu lah yang dapat mengembangkan sifat kasih sayang dalam wa seorang anak, dan menciptakan hubungan yang harmonis dalam tubuh keluarga.

Agama pada dasarnya berfundasikan cinta dan kasih sayang serta hormat-menghormati antara sesama manusia.

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang orang yang ber jalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan: ( OS. Al-Furqaan : 63 ).

  1. Kaum ibu jangan sampai lupa, bahwa seorang anak yang suka mempertunj kan kebolehannya dengan berbngal tingkah berarti sedang mempertunjuk kan kebolehannya dalam mengarungi hidup di masa mendatang. Kelincahan seorang anak di masa kecil berarti ke- lincahan otak dan kegesitan badan pada masa datang. Karena itu kaum ibu harus memberikan kebebasan kepada anaknya untuk mengenali lingkungan di sekitarnya

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang di kendalikan antara langit dan bumi, sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran anah bagi kaum yang me mikirkan”. (Qs. Al-Baqarah: 164 ).

Kaum ibu hendaklah memberi santapan pada anaknya berupa keinginan-keinginan baik. Yakni dengan mengadakan perjalan dan pengenalan terhadap lingkungan. Diajak melihat dari dekat dataran rendah dan pantai, pegunungan-pegunungan dan hutan-hutan. Menyaksikan keindahan alam dan keindahan keindahan yang lain akan memberi pengaruh yang baik pula bagi jiwa mereka, sehingga bersedia memikirkan Pencipta di balik keindahan itu. Dengan memikirkan siapa Pencipta keindahan, mereka akan mengenal keagungan Nya. Yakni keagungan Allah swt, sehingga hati mereka segera dipenuhi dengan kecintaan terhadap hal-hal yang indah dan cinta kepada Allah.

Di balik lintas alam untuk mengenal ke indahannya, juga menanamkan keinginan-keinginan dan kreatifitas yang lain. Dan masih banyak lagi cara-cara untuk memancing minat anak dalam mengembangkan kemampuan diri dan jiwa seni. Misalnya dengan mengenalkan karya sastra dan puisi, seni pahat dan seni lukis, seni musik dan seni suara. Kisah para Nabi dan para Rasul, biografi kehidupan mereka dan rintangan-rintangan dalam mengembang kan missi mereka. Semua itu akan memberi pengaruh yang baik pada jiwa anak dan meru pakan cara yang baik untuk mengembangkan Jiwa seni dan cinta kepada kebaikan, mena namkan jiwa agama dan dasar-dasar yang kuat dalam jiwa mereka.

  1. Seorang ibu harus waspada, jangan sekali-kali mendidik anak dengan ilmu agama sekadarnya. Hendaklah dalam jiwanya ditanamkan pengertian memuliakan agama dan pengertian bahwa hanya agama Islam yang diridhoi Allah. Jangan sekali-kali memberikan pengertian kepada mereka bahwa semua agama adalah sama. Akibatnya akan meremehkan agama itu sendiri.Kaum ibu jangan sekali-kali memuji anak nya berlebihan, apalagi mengatakan bahwa la mempunyai kelebihan dalam agama dibanding teman yang lain. Yang demikian berarti mene barkan benih iri hati dan keraguan, egois dan memecah belah persatuan dan kesatuan di ka- longan mereka. Padahal sifat toleran terhadap sesama harus dikembangkan dalam diri mereka.

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ

“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah. Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa. Yaitu Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentang nya”. ( Os. Asy-Syuura : 13 ).

Kasih mengasihi dan sayang menyayangi, cinta terhadap sesama dan beri dengan baik merupakan anjuran setiap agama. Setiap Rasul mengajak ke jalan tersebut. Dan setiap hati yang berdenyut pasti mengajak kepada belas kasih dan kebijaksanaan serta keadilan.

Kasih sayang seorang ibu kepada anak anaknya dan anak-anak orang lain, bergaul dengan baik terhadap keluarga dan sanak kerabat merupakan pendidikan yang baik  mereka. Dan merupakan ikutan dan keteladanan yang mulia. Sebab mereka lebih cenderung meniru perilaku orang-orang yang lebih dewasa. Dan setiap anak mengikuti jejak orang tua dalam berperilaku.

  1. Apabila sifat kasih mengasihi terlihat berkembang dan setiap orang mencintai sesamanya sebagaimana ia mencintai diri sendiri, tercipta tolong-menolong dan saling memuliakan, maka berjalan baiklah peraturan-peraturan di tengah masyarakat. Ketenteraman dan kesejahteraan di persada dunia akan menjadi kenyataan.Cita-cita yang kita harapkan di atas tidak akan bisa tercapat dengan baik, kecuali dengan mempersiapkan lingkungan yang baik bagi anak sejak masih kecil. Menanamkan keteguhan hati dan kepribadian yang kuat. Yakni dengan mencurahkan kasih sayang dan kecintaan yang tulus, tidak berubah-rubah. Berbahagialah kita manakala dapat mengetahui serta menyaksikan ketenteraman, kesantaian dan kemuliaan jiwa seorang anak.
  2. Kaum ibu hendaklah mengetahui, bahwa perkara yang paling penting yang harus dipelihara ialah membiasakan anak sejak kecil hidup teratur, penuh ketaatan dan percaya diri. Seorang anak apabila tidak dibiasakan melaku kan hal-hal yang baik sejak kecil, tentu akan memperturutkan kehendak nafsu, sehingga menjadi seorang yang liar bagai binatang buas yang selalu memperturutkan syahwatnya.
  3. Seorang ibu hendaklah dengan penuh keyakinan bahwa anak yang baru saja dilahirkan bersih dari pengaruh kebiasaan-kebiasaan, sehingga la bebas mengambil jalan untuk mengembangkan kepribadian dan kreatifitas dalam menatap hidup selanjutnya. Nasib baik dan buruk bagi seorang anak dalam mengarungi hidup dan kehidupan sebagian besar sangat tergantung kepada pendidikan dan kebiasaan-kebiasaan yang baik sebagai pengaruh lingkungan di mana la tinggal.

Cara melarang anak jangan sampai melakukan kebiasaan-kebiasaan yang jelek bukan harus ditempuh dengan kekerasan dan paksaan. Tetapi dengan ditunjukkan kepada kenyataan dan nasehat yang dihias dengan kelembutankata. Lebih-lebih keberanian melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik yang bermanfaat dan melakukan amal baik harus dimulai dengan menanamkan dalam jiwanya melalui kasih sayang dan kelembutan budi.

  1. Sejak usia kecil seorang anak harus dibiasakan makan pada waktu tertentu. Cara ini ditempuh untuk menanamkan kesabaran pada jiwa anak, sehingga akan mengerti kenyataan apa yang kita harapkan selama ini. Yakni mendidik anak ke arah kebiasaan yang baik.

Seorang ibu harus mengatur porsi makan anak sesuai dengan kadar kebutuhannya. Kalau tidak demikian, maka akan menjadi anak yang rakus. Mengambil apa yang dikehendaki untuk dimakan, sekalipun pada akhirnya tidak dihabiskan. Kalau ini menjadi kebiasaan, maka akan hilang sirna arti kesederhanaan hidup.

Mengatur porsi makan anak mengandung berbagai manfaat. Lebih-lebih dalam mencegah penyakit-penyakit yang mungkin timbul. Di samping itu juga menanamkan sifat sederhana dalam segala urusan, khususnya dalam ketaatan.

  1. Seorang ibu harus memelihara perkataan yang tidak mendasar di hadapan anaknya. Jangan sekali-kali berbohong, misalnya memberikan obat yang rasa nya pahit, jangan sekali-kali dikatakan manis. Hendaklah dikatakan apa ada nya.

“Pada suatu waktu Rasulullah saw datang ke rumah kami. Ketika itu kami masih kecil. Dan kami pergi bermain. Ibu ber kata: “Wahai Abdillah, ke mari. Aku akan memberimu sesuatu”. Maka Rasulul lah bersabda: “Adakah kamu benar-benar akan memberi sesuatu?”. Jawab ibu: “Ya, akan aku beri anggur”. Rasulullah ber sabda: “Ingatlah, kalau seandainya kamu tidak memberi sesuatu berarti kamu telah melakukan kebohongan”.

  1. Seorang ibu harus selalu ingat, bahwa dirinya adalah ikutan dan suri tauladan bagi anaknya. Maka dari itu hendaklah dalam segala perkataan dan perbuatan selalu jujur dan dapat dipercaya. Cara inilah yang akan mengukir keberanian dan rasa tanggungjawab da lam jiwa seorang anak.
  2. Menanamkan sifat ‘amanah’ merupakan kewajiban yang terpenting bagi seorang ibu terhadap anaknya. Apabila sejak kecil seorang anak mempunyai keinginan yang di luar kemampuan, maka cegahlah dengan cara yang lunak. Dan ketengahkan kepadanya bahwa menjangkau sesuatu di luar ke mampuan hanya akan mengeruhkan kemuliaan dan merusakkan kehormatan.
  3. Seorang ibu jangan sekali-kali menunjukkan sifat suka berbelit-belit dan banyak menyelidiki, serta sifat-sifat yang tidak terpuji lainnya. Itu semua merupakan contoh-contoh yang jelek. Ja ngan sekali-kali membiasakan diri mendengarkan pembicaraan orang lain. Apalagi memuji anak yang dapat melakukan hal itu, yakni mengintai pembicaraan orang lain.
  4. Jangan memberikan hadiah-hadiah ke pada keluarga yang lain di depan anak. Sebab hanya akan menimbulkan kebencian dan keirian terhadap keluarga yang diberi hadiah tersebut, sehing ga akan memutuskan keharmonisan hubungan diantara mereka. Padahal Rasulullah saw telah bersabda :

“Tali silaturrahmi digantung di “Arsy”. Kami berkata: “Barangsiapa menyambung tali persaudaraan denganku berarti me nyambung tali dengan Allah. Dan barang siapa memutus tali hubungan denganku berarti memutus hubungan dengan Allah”.

  1. Kaum ibu harus dapat menanamkan dalam jiwa anak memuliakan dan menghormati ayahnya dan pendapat pendapatnya. Pupuklah rasa keikhlasan dan cinta kasih terhadap orang yang menjadi perantara ia hadir di dunia. Yakni kedua orang tua. Berilah ia ke lapangan berpikir. Manakala seorang ibu dapat melaksanakan dengan baik apa yang telah diketengahkan di atas, tentu akan tercipta kerukunan dalam rumah tangga. Antara satu individu dengan lainnya saling kasih mengasihi dan percaya mempercayai. Dan itulah arti sebenarnya persatuan dan kesatuan dalam keluarga. Anak tidak merasa takut menyampaikan problemnya kepada orang tua kapan saja dan di mana saja.

 

Manakala kaum ibu memperhatikan dan mengamalkan apa yang telah ditayangkan di atas sebagai bekal dalam menuju jalan memelihara anak, berarti telah membimbing anak nya ke syurga, yaitu jalan yang diridhoi Allah ta’ala.

Membimbing anak menuju kebaikan bisa juga dilakukan dengan menyekolahkan anak di pondok pesantren. Karena di tempat tersebut anak dapat mengamalkan apa yang telah disampaikan di atas. Muhammadiyah Boarding School Piyungan bisa menjadi pilihan orangtua untuk menyekolahkan anaknya. Karena di Muhammadiyah Boarding School Piyungan mengajarkan dang mengamalkan apa yang di sampaikan di atas.

Sumber: Hamid Abdul Khalik Hamid, wahai Ibu Selamatkan anakmu, 1990, Solo: CV Pusataka Mantiq