Bukti Kasih Sayang Allah Kepada Hambanya

SMA MUHAMMADIYAH PIYUNGAN

NIKMAT ALLAH BUKTI KASIH SAYANG-NYA

Kasih sayang Rasulullah ditunjukkan pada orang yang beriman maupun yang kafir, pada hewan maupun tumbuhan

Manusia lahir hidup, dan berkembang karena kasih sayang Allah Subhanahu Wata’ala. Kesehatan. harta benda, pasangan, anak-anak yang baik, ilmu yang bermanfaat, pengetahuan yang luas, dan jiwa yang lapang semua merupakan wujud kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya bernama manusia. 

TAK PANDANG BULU

Hebatnya, kasih sayang Allah tidak hanya diberikan kepada orang yang taat saja, tapi diberikan kepada manusia tanpa pandang bulu. Betapa banyak orang jahat tetap diberi rahmat Betapa banyak orang kafir mendapatkan kasih sayang-Nya. Contohnya rahmat siang dan malam, semua yang hidup di muka bumi mendapatkan hal sama.

“Dan di antara rahmat Tuhan, dijadikannya untukmu malam dan siang, supaya kamu dapat beristirahat pada malam itu dan supaya kamu dapat mencari kurunla Tuhan (pada siang hari). Mudah-mudahan kamu berterima kasih. (Al Qashash [28]: 73)

Hanya saja, bagi mereka yang taat, Allah Subhanahu Wata’ala memberikan rahmat yang tidak putus, di dunia sampai akhirat. Sedangkan orang orang kafir hanya mendapatkan rahmat sebatas di dunia saja Rahmat ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang beriman dan beramal saleh saja. Mereka mendapatkan kehidupan yang kekal di surga dengan mendapatkan ridha Nya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhanahu Wataa’ala memiliki seratus rahmat. Satu rahmat diturunkan dan dibagi-bagi di antara jin, manusia, hewan-hewan besar dan kecil. Dengan rahmot yang satu ini semua makhluk tersebut saling sayang menyayangi dan kasih mengasihi. Dengan rahmat yang satu ini seekor keledai yang liar menyayangi anaknya. Ada pun rahmat yang sembilan puluh sembilan lagi disimpan bagi kehidupan di akhirat. Dengan rahmat yang itulah Allah akan mengasihi hamba-Nya pada hari kiamat.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

KASIH SAYANG RASULULLAH

Sebagai salah satu wujud kasih sayang Nya, Allah Subhanahu Wata’ala Juga mengutus Muhammad Sholalahu Alaihi Wassallam sebagai Rasul, Nabi, dan uswatun hasanah (teladan yang baik). terutama dalam menyebarkan kasih sayang kepada sesama makhluk Allah di muka bumi. Kehadirannya semata-mata untuk berbagi rahmat kepada manusia.

Tidak ada orang yang kasih sayangnya sesempurna, sebaik dan seistimewa kasih sayang yang pernah ditunjukkan Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam. Saat masih hidup, beliau membawa rahmat. Saat wafat, beliau juga tetap menjadi rahmat “Muhammad adalah utusan Allah. Orang- orang yang bersamanya bersikap teguh dan kuat terhadap orang-orang kafir dan bersifat kasih sayang (ruhama) di antara mereka.” (Al-Fath [48]: 29).

RUHAMA KEPADA SEMUA

Sifat berkasih sayang ditunjukkan Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam dan para pengikutnya tidak saja kepada sesama manusia, tapi juga kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Tak jarang Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam menyapa pohon pohonan dengan sapaan penuh kasih sayang. Beliau berkata, “Engkau adalah makhluk Allah dan aku juga makhluk Nya.

Jika kepada pohon tak bernyawa saja, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam berlaku sayang, apalagi terhadap binatang. Dan sifat penyayang itulah yang merasuk juga ke dalam kepribadian para sahabat, salah satunya Abdullah bin Ja’far. la sahabat yang memiliki kebun kurma amat luas di luar kota Madinah

Ketika suatu hari la mengontrol kebunnya, tiba-tiba pandangannya tertuju kepada seorang budak hitam yang tengah memberikan sepotong roti kepada seekor anjing yang berada di luar pagar kebun. Roti itu diberikannya sampai habis.

Lalu Abdullah mendekati sang budak dan bertanya, “Berapa banyak persediaan makananmu setiap hari?” “Sebanyak yang kamu lihat ini,” jawab sang budak.

“Jika cuma sekadar itu, lalu mengapa kamu lebih mengutamakan anjing dari pada dirimu sendiri?” tanya Abdullah penasaran. “Anjing itu bukanlah bumi. Kehadirannya semata-mata untuk berbagi rahmat kepada manusia.

Tidak ada orang yang kasih sayangnya sesempurna, sebaik dan seistimewa kasih sayang yang pernah ditunjukkan Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam. Saat masih hidup, beliau membawa rahmat. Saat wafat, beliau juga tetap menjadi rahmat “Muhammad adalah utusan Allah. Orang- orang yang bersamanya bersikap teguh dan kuat terhadap orang-orang kafir dan bersifat kasih sayang (ruhama) di antara mereka.” (Al-Fath [48]: 29)

Kisah ini diceritakan dalam tafsir Al-Manar. Kisah-kisah sejenisnya dapat dijumpai pula dalam beberapa kitab klasik dan kontemporer. Meski Muslimin memang dihalalkan menyembelih dan memakan daging binatang Islam masih mengajarkan tata cara embelih dan memakannya dengan ma’ruf dan penuh kasih sayang Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mengasihi (dalam menyembelih), kendati pun kepada seekor burung kecil, niscaya Allah mengasihinya pada hari kiamat.” (Riwayat Bukhari) Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam sangat murka pada orang yang berlaku kasar kepada binatang.

CIRI MARHAMAH

Di dalam Surah Al-Furqan ayat 63 s/d 76, Allah Subhanahu Wata’ala menyifati orang-orang yang mendapat rahmat dan hidup dalam komunitas marhamah sebagai ibadurrahman. Ciri cirinya: rendah hati, menjauhi orang bodoh, tekun beribadah, rajin berdoa, bersikap seimbang (tawazun), bertauhid, tidak membunuh, tidak berzina, senantiasa bertaubat, tidak bersumpah palsu, serius dan tak suka main main, tidak menutup telinga dan mata, serta menjadi pemimpin yang efektif. Wallahu a’lam bish shawab.

Sifat berkasih sayang harus diimplementasikan semua orang. Hal ini bisa dilakukan dengan saling mengasihi dan memberi terhadap sesama. Seperti yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad. Bagi seseorang yang memiliki orang yang dikasihinya seperti anak. Sebaiknya memberikan arahan kepada anak untuk bersekolah di pesantren. Muhammadiyah Boarding School Piyungan bisa menjadi pilihan. Karena disini anak anak dapat mengimplementasikan bagaimana kasih sayang.

Sumber: Majalah Mulia/April 2017