Nilai tauhid dalam puasa berarti memuliakan serta penghormatan kepada Allah subhanahu wa ta’alla terkhusus dalam ibadah puasa yang mana ibadah puasa sendiri mendapat tempat khusus di sisi Allah. Seakan-akan ibadah puasa ialah ibadah pribadi antara seorang hamba dengan Tuhan-nya. Pahala puasa pun hanya Allah yang tahu.
Nilai tauhid dalam puasa wajib kita ketahui sebagai salah satu pengetahuan tentang Ramadhan. Agar kita dapat merasakan esensi dari ibadah-ibadah yang kita laksanakan selama bulan Ramadhan.
Baca juga artikel tentang Amalan terbaik bulan Ramadhan.
Allah Yang Maha Esa
Nilai tauhid dalam puasa tidak jauh-jauh dari meng-esakan Allah. Fikih tauhid perlu kita ketahui sebagai dasar atau pondasi dalam melaksanakan amanah kehidupan. Kalimat tauhid tercantum dalam kalimat syahadat yang kita ucapkan. Kalimat syahadat berbunyi bahwa tiada Tuhan yang berhak di sembah selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
Kita bisa mengetahui nilai tauhid yang ada dalam puasa dibawah ini:
Hubungan Yang Eksklusif
Kalimat syahadat yang telah kita sebutkan diatas menegaskan kemahaesaan Allah. Artinya, saat kita bertauhid, kita yakin dengan mutlak bahwa Allah sebagai Sang Khalik dan yang lain adalah mahluk Allah. Sikap bertauhid tersebut menuntut kita berkomitmen kepada Allah sebagai satu-satunya fokus penghormatan, rasa berterimakasih dan satu-satunya sumber nilai dari keseluruhan dinamika kehidupan dunia dan akhirat.
Salah satu keistimewaan puasa dari ibadah lain yang penting untuk kita renungkan adalah ibadah puasa mengajarkan kita untuk selalu mentauhidkan Allah ta’ala dengan ikhlas berpuasa hanya kepada Allah, dan merasa mendapat pengawasan dari Allah. Karena hanya kita dan Allah yang tau keberhasilan dari puasa yang kita lakukan.
Menjauhkan Diri Dari Riya’
Sebab Allah memberikan kekhususan pada ibadah puasa adalah orang yang berpuasa akan dituntut untuk jauh dari riya’. Puasa sendiri memiliki sifat tersembunyi, tidak seperti ibadah salat, haji, dan ibadah lain yangmana orang lain dapat mengetahui dan melihat.
Hadist riwayat Ahmad yang sahih oleh Al-Albani menjelaskan bahwa Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam paling takut jika umatnya berbuat riya’. Rasullullah juga menganggap riya’ sebagai syirik kecil.
Membentuk Ahlak Mahmudah
Hikmah dan nilai akhlak dalam puasa berupa keberhasilan kontrol diri dapat kita rasakan jika kita selalu merasa ada pengawas 24 jam yaitu Allah. Lebih-lebih puasa menjadi perkara hanya kita dan Allah yang tahu. Kita bisa melihat dengan jelas watak kita saat sendiri.
Ahlak mahmudah merupakan perilaku dan tindakan baik yang menetap dalam diri kita. Untuk memiliki akhlak yang baik, kita harus membentuknya dalam waktu yang cukup lama juga niat yang kuat. Ahlak menjadi watak dasar yang kita punya. Ahlak mendorong kita bertindak dan berperilaku tanpa pikir lama.
Oleh sebab itu, puasa membuat kita menjadi pribadi yang disiplin dan konsisten serta menguatkan ahlak vertikal kita kepada Allah. Jika ahlak kita baik akan membawa energi positif ke lingkungan sekitar. Dan tentu itu akan membuat kita menjadi lebih bermanfaat antar sesama manusia.
Hubungan konsep tauhid dan nilai tauhid dalam puasa memiliki korelasi yang mendalam pada keterkaitan baik dan buruk ahlak kita atas penuntutan oleh diri sendiri. Semacam mendisiplinkan diri sendiri, tegas pada diri kita sendiri. Karena Allah tidak memiliki otoriter secara langsung untuk menegur kita. dalam artian tidak seperti bapak ibu kita yang memiliki otoriter langsung sehingga jika kita salah bisa langsung menegur.
Implikasi tauhid dalam Islam banyak kita ketahui melalui ibadah puasa. Oleh sebab itu, penting untuk kita pahami dan renungkan nilai tauhid dalam puasa. Bahwa makna hidup kita adalah beribadah kepada Allah.
Dapatkan Informasi pendaftaran siswa baru SMA MBS Muh Piyungan dengan cara klik disini.