Bukti Kasih Sayang Allah Kepada Hambanya

SMA MUHAMMADIYAH PIYUNGAN

Siksa Orang Yang Meninggalkan Puasa

Siksa orang yang meninggalkan puasa
Siksa orang yang meninggalkan puasa

Siksa orang yang meninggalkan puasa menjadi peringatan yang mampu membuat bulu kuduk kita berdiri. Pasalnya, sebagai seorang muslim mempercayai adanya kewajiban jika tidak kita laksanakan maka konsekuensi yang kita dapat adalah siksa. Siksa tersebut bukan berarti Allah tidak sayang dengan mahluk-Nya. Tetapi ketegasan Allah terhadap mahluk-Nya.

Allah adalah zat yang Maha Lembut. Sebelum kita melaksanakan maksiat, Allah selalu memberi kode kepada mahluk-Nya agar tidak melakukan perbuatan yang terlarang. Selain itu, dalam kitab Al-Quran juga telah Allah janjikan pahala juga balasan sesuai dengan perbuatan kita.

Namun, masih saja banyak diantara kita yang tergoda dengan hawa nafsu hingga kemudian melakukan perbuatan yang terlarang. Seperti tidak puasa Ramadhan tanpa uzur syari. Hukuman bagi orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan tanpa uzur syari sangatlah besar. Karena dosa meninggalkan kewajiban rukun Islam lebih besar daripada yang lain.

Baca juga artikel keutamaan malam lailatul qadar.

Kerugian Bagi Orang Yang Tidak Berpuasa

Kewajiban berpuasa dapat kita ketahui melalui Al-Quran dan As-Sunnah. Wajib bagi muslim yang sudah baligh, sehat, dan sedang tidak melakukan perjalanan jauh. Selain itu, pahala di bulan Ramadhan juga berkali lipat. Maka sangat rugi bagi orang yang tidak melaksanakan puasa tanpa uzur syari di bulan Ramadhan.

Berikut kerugian bagi orang yang tidak berpuasa:

Mendapatkan Siksa

Pada zaman ini, kita dengan mudah menjumpai orang yang mengaku beriman, berbadan sehat, dan tidak kita jumpai halangan padanya namun ia tidak menjalankan puasa. Padahal puasa merupakan salah satu sebab seseorang menegakkan agama selain syahadat dan salat. Sedangkan zakat dan haji wajib terlaksana bagi yang mampu saja.

Oleh sebab itulah siksa orang yang meninggalkan puasa Ramadhan amat pedih. Hadist riwayat Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 7/263 dan menurut Al Hakim 1/595 menjelaskan bahwa,

Seorang lelaki bernama Abu Umamah menceritakan kisahnya. Ketika ia tidur, dua orang laki-laki datang kepadanya, kedua laki-laki itu menarik lenganya dan membawa ia ke gunung yang terjal. Kemudian kedua laki-laki itu menyuruh Abu Umamah naik. Abu Umamah menjawab tidak mampu naik ke gunung itu tetapi kedua lelaki tadi memudahkannya naik hingga sampai di gelapnya gunung. Tiba-tiba Ia mendengar suara yang sangat keras. Abu Umamah bertanya kepada dua laki-laki tadi mengenai suara tadi. Dan mereka menjelaskan bahwa suara itu adalah suara jeritan para penghuni neraka.

Kemudian kedua laki-laki tersebut membawanya jalan diantara orang-orang yang digantung urat besar diatas tumit mereka. Mulut orang-orang itu robek. Kemudian Abu Umamah menanyakan hal itu kepada Rasulullah salahu’alaihi wassalam. Kemudian Rasulullah menjawab bahwa merekalah orang yang membatalkan puasa sebelum waktunya.

Siksa dalam neraka tidak hanya mengenai fisik saja. Melainkan juga mengenai psykologi dari penghuni neraka. Mereka yang mendapat siksa akan merasa sendiri tidak ada kawan. Seperti yang kita ketahui, bahwa suatu beban jika kita sendirian dalam mengerjakanya akan terasa sangat berat. tetapi menjadi lebih ringan ketika kita mendapat teman yang memiliki beban yang sama. Di neraka Allah atur para penghuninya merasa sendirian dalam menghadapi balasan dari perbuatan mereka. Oleh sebab itu, tetap patuhi perintah dan jauhi larangan Allah agar selamat dari siksaan yang berat.

Lalai Dengan Ibadah Yang Lain

Orang yang tidak berpuasa padahal mampu kelak akan mendapatkan balasan yang setimpal. Selain itu, kebiasaan meninggalkan kewajiban akan menimbukan sifat berani meninggalkan kewajiban yang lain. Lama-lama banyak orang menganggap lumrah.

Seperti fenomena aneh jaman sekarang yaitu puasa tapi tidak salat. Padahal salat adalah kewajiban kedua setelah syahadat. Bahkan orang yang meninggalkan salat wajib sama halnya berbuat syirik kecil. Dan balasan orang-orang yang meninggalkan salat demikian dahsyat.

Selain ibadah wajib, ketika orang sudah terbiasa menuruti hawa nafsu juga akan meninggalkan amalan-amalan Sunnah. Efek negatif dari kebiasaan ini di dunia nyata tidak hanya pelaku saja yang mengalaminya. Tetapi juga berpengaruh pada lingkungan sosial sekitar. Orang-orang yang tidak rajin beribadah seperti dataran yang tandus dan kering. Orang-orang tersebut juga biasanya kurang mampu dalam mengontrol emosi.

Akibat dari ketidakmampuan management diri, orang-orang itu cenderung menyukai kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Mereka juga mampu mengajak orang lain batal puasa dan meremehkan dosa membuat orang batal puasa. Tentu ini perlu mendapat perhatian dari kita semua untuk saling mengingatkan dan menjaga kawan kita ketika futur iman.

informasi mengenai pendaftaran PPDB SMA MBS Muh Piyungan dapat kamu akses dengan cara klik disini.