Anak tidak betah di pesantren menjadi tradisi turun temurun sejak dulu. Dan budaya itu tidak hilang sampai sekarang. Perkara anak tidak betah di pesantren wajar terjadi pada setiap santri pesantren sebagai proses awal adaptasi dari kebiasaan lama ke kebiasaan baru. Anak merasa kaget dan sulit beradaptasi sehingga anak tidak betah di pesantren
Meskipun begitu, alasan tidak betah di pesantren tidak kemudian menjadi dalih untuk mewajarkan fenomena tersebut. Baca juga Motivasi Anak Untuk Masuk Pesantren di SMA Boarding School
Alasan Anak Tidak Betah Di Pesantren
Orang tua dan guru tetap harus mencari solusi dari penyebab anak memiliki alasan keluar pondok.
Untuk dapat menyelesaikan persoalan itu, minimal orang tua dan guru mencari penyebab anak tidak betah di pesantren, lalu mencari solusi untuk mengatasi masalah itu bersama-sama.
Dampak Negatif Anak Masuk Pesantren
Akbar Zainudin, dalam karya tulisnya yang berjudul “Ketika Sukses Berawal dari Pesantren”menjabarkan hal-hal yang dapat memicu anak menjadi tidak betah di pesantren,karena memiliki dampak negatif yaitu :
Terlalu Banyak Kegiatan
Sistem Boarding School dalam pesantren menyebabkan kegiatan santri menjadi padat. Entah karena ekstrakulikuler maupun pelajaran regular dari boarding school itu sendiri.
Jadwal yang padat membuat santri menjadi mudah terpancing emosi. Santri yang memiliki emosi tidak terkendali itu cenderung akan menyimpulkan kondisi pesantren tidak cocok untuk dia, sehingga tidak betah.
Orang tua dan guru dapat membantu memberikan edukasi tentang manajemen waktu dan manajemen emosi.
Manajemen waktu memberi tahu kepada kita tentang skala prioritas dan disiplin menghargai waktu yang kita punya untuk mau berubah. Dibutuhkan komitmen besar dari anak yang tidak betah di pesantren untuk bersedia berubah menjadi lebih baik lagi. Seperti tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan sekarang.
Manajemen emosi memberi pengetahuan tentang bagaimana cara memelihara kesabaran dan syukur terhadap segala hal yang menimpa kita. Kita belajar seni berlapang dada dan tidak tergesa-gesa melampiaskan emosi sesaat, tetapi memikirkan dulu sebab-akibat dari emosi itu.
Untuk teman-teman yang mengalami masalah ini perlu mengingat bahwa jadwal yang padat menjadi salah satu cara kita bisa latihan membiasakan diri untuk bisa fleksibel melakukan banyak hal dalam satu waktu. Cara ini bertujuan agar kita tidak kaget dan mampu memaksimalkan kemampuan dalam banyak hal dalam satu waktu. Sehingga pribadi lebih produktif daripada orang-orang biasa.
Makanan Kurang Enak
Makanan menjadi salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi anak tidak betah di pesantren. Anak yang kurang cocok dengan cita rasa makanan pesantren lebih memilih untuk tidak makan hingga pada akhirnya jatuh sakit dan minta pindah dari boarding school.
Pepatah mengatakan, logika tidak bisa jalan tanpa logistik. Ini berarti menyediakan asupan yang cukup untuk menyediakan energi bagi tubuh itu penting. Maka, makanlah untuk hidup bukan hidup untuk makan.
Boleh-boleh saja kita memiliki keinginan untuk makan makanan enak sesekali, asal tidak berlebihan. Yuk ajak anak mengingat kembali tujuan dari masuk pesantren adalah merubah diri menjadi pribadi yang banyak bersyukur dan banyak bersabar ketika menghadapi masalah.
Teman yang Tidak Cocok
Pesantren merupakan tempat berkumpul orang-orang yang beraneka ragam. Memang, untuk pertama kali bertemu orang yang tidak kita kenal itu bukan suatu hal yang mudah. Kita butuh effort lebih untuk akrab dengan orang baru. Tapi bukan berarti kita harus diam dan tidak bergerak. Kita tetap berusaha mencari teman.
Masalah baru kemudian muncul. Dimana kita merasa tidak cocok dengan teman kita. Tapi, Coba kita ajak anak untuk cek lagi, apa benar masalah utama adalah ketidaksesuaian anak dengan temannya. Ataukah sebenarnya karena anak kita kurang memahami mereka.
Selain itu, pesantren secara tidak langsung berfungsi sebagai miniatur masyarakat. Tinggal bersama masyarakat yang juga beraneka ragam. Tidak hanya hidup bersama dengan orang yang sama dengan kita.
Banyak Dihukum
Alasan tidak betah di pesantren selanjutnya yaitu hukuman. Anak tidak betah di pesantren karena hukuman yang ada di pesantren totalitas untuk menegakkan disiplin dan tata tertib.
Dan hukuman tidak akan sampai ke anak jika anak tidak melakukan kesalahan. Oleh karena itu, lebih baik menaati tata tertib dan lapang dada selama di pesantren.
Rindu Rumah atau Kampung Halaman
Jauh dari orang-orang yang kita sayangi memang berat. Tetapi mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik juga tidak kalah penting. Bukankah lebih baik lelah sekarang daripada menyesal di masa depan karena menyia-nyiakan kesempatan ?
Ketika kita berhasil pulang dengan membawa keberhasilan lascar pondok pesantren, hal itu juga akan membahagiakan seluruh keluarga kita. Pada saat itu, sakit karena menahan rindu terbalaskan dengan impas.
Pelajaran Susah
Tidak ada pelajaran yang sulit. Yang ada hanyalah malas untuk belajar. Ketika kita menemui kesulitan dalam belajar, kita bisa meminta bantuan kepada guru untuk menjelaskan kembali poin yang tidak kita pahami.Jika kita merasa enggan bertanya kepada guru. Kita bisa bertanya ke teman yang lebih paham dan nyaman untuk kita ajak diskusi.
Barang-barang Sering Hilang
Salah satu dampak negatif anak masuk pesantren yaitu sering kehilangan barang. Hal ini cukup menguji kesabaran anak santri. Ketegasan dari pengurus sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Selain itu, bagi santri juga perlu ketelitian dalam menjaga barang-barang pribadi. Karena peluang hilangnya barang-barang tadi bisa juga karena santri lalai dalam menjaga barang-barang miliknya.
Bahkan, karena perkara ini permusuhan antar santri bisa terjadi akibat saling tuduh menuduh. Oleh karena itu, kita tidak bisa menganggap remeh atas hilangnya barang-barang miliki santri. Kedisiplinan sedari dini perlu ditegakkan agar tidak ada pihak yang meremehkan masalah ini.
untuk informasi lainnya bisa klik di sini!